Penilaian Konsumsi Jajanan dan Kandungan Gizi pada Jajanan di Lingkungan Sekolah Dasar Kota Bekasi

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, 2 dari 10 anak Indonesia (5-12 tahun) memiliki kelebihan berat badan (10,2% gemuk, 9% obesitas). Jawa Barat menjadi salah satu provinsi yang memiliki prevalensi teratas dalam masalah gizi lebih pada anak usia sekolah (21,3%). Kota Bekasi sebagai salah satu kota dengan penduduk yang padat ikut menyumbang kejadian gizi lebih paling tinggi di Jawa Barat. Di Kota Bekasi terdapat 11.01% anak mengalami obesitas. Studi pendahuluan yang dilakukan oleh tim peneliti Prodi S1 Gizi dan Profesi Ners pada Januari 2024 di Kota Bekasi tepatnya di Kecamatan Bekasi Timur, diketahui prevalensi obesitas lebih tinggi yakni 23.9%.

Berdasarkan studi pendahuluan, banyak dijumpai jajanan yang dijual di lingkungan sekolah dan hal tersebut beresiko terhadap kejadian obesitas pada anak. Anak usia sekolah cenderung memilih jajanan yang dijual di lingkungan sekolah. Himbauan oleh pihak sekolah kepada siswa telah diupayakan agar siswa terbiasa membawa bekal ke sekolah tetapi promosi kesehatan yang dilakukan belum maksimal sedangkan prevalensi obesitas terus meningkat. Penelitian ini bertujuan melakukan penilaian konsumsi jajanan pada siswa sekolah dasar dan faktor yang mendasari pemilihan jajanan tersebut serta menganalisis kandungan gizi pada jajanan yang dijual di lingkungan sekolah tersebut. Penilaian konsumsi jajanan dilakukan dengan kuesioner terstruktur yang dikombinasikan dengan food frequency questionnaire (FFQ). Sedangkan analisis kandungan gizi diuji menggunakan analisis proksimat dan kandungan energi di Labkesda DKI Jakarta.

Hasil penelitian menunjukan bahwa 50.2% anak usia sekolah sering mengonsumsi jajanan (≥ median). Mayoritas (79.8%) anak usia sekolah biasa membeli jajanan dari berbagai tempat seperti kantin, pedagang kaki lima, dan warung dekat sekolah. Sebanyak 70% di antara responden membeli jajanan di berbagai waktu, seperti jam istrirahat, setelah dan sebelum sekolah. Kemasan jajanan yang paling banyak digunakan adalah plastik (75.7%), dan diikuti stryrofoam (11.1%). Jajanan beresiko tinggi menyebabkan obesitas terdapat pada jajanan dengan kandungan energi dan lemak jenuh tertinggi. Snack dengan kalori tertinggi dan lemak tertinggi adalahe telur gulung (lemak 48.89 g/100 g; lemak jenuh 22.27 g/100 g; energi 550 kcal/100 g) and sosis gulung (lemak 48.7 g/100 g; lemak jenuh 22.31 g/100 g; energi 510 kcal/100 g). Minuman dengan kandungan gula tertinggi adalah ice cream (gula 9.16 g/100 g; energi 170 kcal/100 g). Berdasarkan analisis faktor, diketahui faktor yang mempengaruhi pemilihan jajanan berupa familiaritas, karakteristik jajanan, lingkungan dan sosial, kandungan gizi dan kesehatan, dan variasi.

Arindah Nur Sartika, S.Gz., M.Gizi; Afrinia Ekasari, STP., M.Si., Guntari Prasetya, S.Gz., M.Sc

Prodi S1 Gizi STIKes Mitra Keluarga

Scroll to Top